Picky Eating – Hanya Sebuah Fase atau Gangguan Kesehatan?

Orang tua seringkali merasa cemas saat anak susah makan atau memilih-milih makanan. Biasanya, orang tua akan menyebut anak sedang mengalami picky eating. Tidak jarang, orang tua bertanya-tanya sampai kapan anak akan seperti ini? Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa wajar kalau anak kecil susah makan, nanti lama-lama juga membaik sendiri. 

 

Apa yang dimaksud picky eating? Seorang anak dapat dikatakan picky eating apabila anak tersebut memiliki keberagaman makan yang terbatas dan sering menolak makanan, baik makanan baru maupun makanan yang sudah dikenal. Picky eating diperkirakan terjadi pada 50% anak usia 1–3 tahun.

 

Bagi kita orang dewasa, makan identik dengan perasaan menyenangkan. Saat bekerja, ada jam istirahat untuk makan siang dan bersosialisasi bersama rekan-rekan kerja. Ketika pulang ke rumah, makan bersama merupakan ajang saling berbagi cerita dengan keluarga mengenai hari masing-masing. Saat akhir pekan, kita mungkin sengaja membuat janji temu dengan teman untuk mencoba restoran yang baru. Momen-momen tersebut biasanya disertai dengan perasaan yang positif dan rasa nyaman saat makan.

 

Lantas, saat anak kita susah makan atau hanya mau makan yang itu-itu saja, tidak jarang sebagai orang tua kita jadi kebingungan. Kita merasa terganggu dengan perilaku anak kita. Moms & Dads, let’s take a pause. Untuk sesaat, simpan dulu kekecewaan dan rasa cemas yang ada. Sekarang, coba pandang momen makan dari kacamata anak.

 

Proses anak belajar makan bisa berlangsung 2–3 tahun atau bahkan lebih. Bagi anak yang masih belajar makan, semua makanan dapat terlihat asing. Makanan yang dianggap “biasa” oleh orang tua, mungkin terlihat baru dan aneh buat anak sehingga akan dibutuhkan waktu sampai anak mau menerima makanan tersebut.

 

Anak belajar makan dengan meniru orang tuanya. Penelitian juga menunjukkan bahwa preferensi makan anak serupa dengan orang tuanya. Jika Moms & Dads suka makan sayuran, maka anak juga dapat belajar untuk suka makan sayuran. Namun ingat, proses pembelajaran atau pengenalan makanan baru bagi anak tidak boleh dilakukan dengan paksaan maupun bujuk rayu yang berlebihan.

Nah, sekarang kembali ke picky eating. Jadi, apakah ini hanya sebuah fase “normal” pada anak-anak atau akibat adanya gangguan kesehatan lain yang lebih serius?

Laju pertumbuhan anak menjadi lebih lambat setelah anak berusia 1 tahun dibanding pada tahun pertama kehidupannya. Akibatnya, terjadi penurunan nafsu makan yang dapat menyebabkan munculnya picky eating. Pada sekitar usia 2 tahun, anak juga mulai menunjukkan kemandiriannya, misalnya keinginannya untuk makan sendiri.

Tidak hanya itu, pada periode usia yang sama, anak juga mempelajari banyak keterampilan baru, seperti berbicara, berjalan, memanjat, atau berlari. Berbagai keterampilan baru tersebut menyebabkan banyak perubahan pada hidup anak sehingga anak mencari sesuatu yang aman atau konsisten, salah satunya dalam hal makanan.

Jika saat ini anak kita sedang mengalami picky eating, Moms & Dads sebaiknya tetap tenang dan berusaha bersikap positif pada waktu makan. Beberapa hal dapat dipraktikkan untuk membantu anak melewati fase picky eating, antara lain:

  • Buat jadwal dan rutinitas makan yang konsisten
  • Makan bersama dengan anggota keluarga lainnya
  • Hindari memaksa anak untuk makan
  • Libatkan anak dalam mempersiapkan makanan, misalnya saat mencari resep masakan, berbelanja, atau memasak bersama
  • Perkenalkan makanan baru sedikit demi sedikit dan sajikan bersamaan dengan makanan lain yang sudah dikenal dan diterima anak

Meskipun picky eating dapat terjadi akibat fase normal perkembangan anak, picky eating berat (extreme picky eating) dapat mengganggu pertumbuhan dan membuat anak berisiko kekurangan gizi. Berikut beberapa tanda extreme picky eating yang perlu diwaspadai:

  • Hanya dapat makan makanan tertentu berdasarkan tekstur, warna, dan rasa
  • Menolak makanan dengan gejala gagging, muntah, menangis
  • Nafsu makan buruk
  • Kenaikan berat badan kurang dari standar
  • Perilaku saat makan mengganggu hubungan dalam keluarga

Bila Moms & Dads mencurigai adanya tanda-tanda di atas, sebaiknya periksakan anak ke tenaga medis. Mungkin, picky eating yang dialami anak disebabkan akibat masalah medis lain yang memerlukan tata laksana khusus.

 

Penulisan oleh: dr. Livia K. Saputra, M.Gizi

Referensi:

  1. Feeding Matters. (2023). Picky Eating: Just A Phase Or Cause For Greater Concern https://www.feedingmatters.org/picky-eating-just-a-phase-or-cause-for-greater-concern/
  2. Cole NC, An R, Lee SY, Donovan SM. Correlates of picky eating and food neophobia in young children: a systematic review and meta-analysis. Nutr Rev. 2017
  3. Kähkönen K, Sandell M, Rönkä A, et al. Children’s Fruit and Vegetable Preferences Are Associated with Their Mothers’ and Fathers’ Preferences. Foods. 2021
  4. Ellyn Satter Institute. (2023). Addressing child picky eating https://www.ellynsatterinstitute.org/family-meals-focus/20-addressing-child-picky-eating/
  5. Harvard Health Publishing. (2020) Study gives insight — and advice — on picky eating in children https://www.health.harvard.edu/blog/study-gives-insight-and-advice-on-picky-eating-in-children-2020060920004

Zero to Three. (2010). How to Handle Picky Eaters https://www.zerotothree.org/resource/how-to-handle-picky-eaters/

Tinggalkan Komentar

Keranjang Belanja
Scroll to Top