Perlukah Pemberian Suplemen Vitamin Pada Anak

Sumber: canva.com

 

Oleh: Methania Nanda Augustine, S. Gz.

 

Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh para orang tua ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan adalah memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak optimal, termasuk kebutuhan akan vitamin dan mineral. Meskipun kebutuhan akan vitamin pada anak relatif lebih kecil jika dibandingkan pada orang dewasa, kebutuhan tersebut tetap harus tetap dipenuhi untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan.

Mungkin banyak orang tua yang bingung terkait pemberian vitamin untuk anak, mungkin juga sebagian dari Moms berpikir untuk memberikan suplemen kepada anak terlebih di zaman yang sekarang ini banyak iklan suplemen untuk meningkatkan kesehatan anak, seperti multivitamin, omega-3, probiotik, dan lain-lain. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun sebagai orang tua disarankan untuk menelaah lagi, apakah anak benar-benar membutuhkan suplemen vitamin atau tidak.(1)

Pada umumnya, jika anak telah diberikan asupan makanan yang seimbang dan beragam, mereka tidak membutuhkan tambahan suplemen vitamin. Namun, pada kondisi tertentu, anak mungkin perlu tambahan suplemen vitamin.(2)

Pengecualiannya adalah untuk suplemen vitamin A yang sudah menjadi program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus sebagai upaya untuk mengurangi risiko kematian anak yang diakibatkan oleh infeksi.

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyarankan agar anak diberikan suplemen vitamin D sejak hari pertama kehidupan. Anak-anak usia di bawah 1 tahun yang mendapatkan ASI eksklusif dan anak yang minum susu formula < 1 liter sehari perlu diberikan suplemen vitamin D sebesar 400 IU per hari. Defisiensi vitamin D dapat mengarahkan anak kepada berbagai masalah kesehatan seperti gagal tumbuh dan rakitis.(3)

Untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan berjalan optimal, Moms wajib mengetahui angka kecukupan vitamin harian untuk anak agar Moms dapat memberikan asupan vitamin yang cukup sesuai dengan usia mereka. Berikut adalah tabel kebutuhan vitamin untuk anak berdasarkan usia.(4)

Sumber: Angka Kecukupan Gizi Kemenkes RI 2019

Suplementasi vitamin akan diperlukan untuk anak pada kondisi tertentu dimana anak tidak mendapatkan kecukupan vitamin harian, seperti:(2,5)

  1. Anak-anak yang mengalami defisiensi vitamin yang disebabkan oleh asupan makan yang kurang dan pola makan yang tidak seimbang
  2. Anak yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu
  3. Anak yang menjalani diet vegetarian, pola makan vegetarian tanpa makanan yang difortifikasi
  4. Anak picky eater, yang hanya mengonsumsi makanan pilihannya saja
  5. Anak yang mengalami kondisi klinis gangguan penyerapan makanan, gangguan pencernaan

Apabila anak Moms mengonsumsi makanan vegetarian, dengan pola makan vegetarian (ovo-lacto-vegetarian) yang seimbang, seperti zat gizi yang didapatkan dari makanan nabati dalam jumlah besar serta telur, susu, dan produk olahan susu (tanpa daging), dan dapat memastikan kebutuhan zat gizi lainnya terpenuhi, maka perhatian khusus perlu diberikan untuk memastikan asupan zat besi dan vitamin B12 yang cukup.(5)

Pemberian suplemen vitamin yang melebihi kebutuhan tidak memberikan manfaat kesehatan yang lebih lanjut, bahkan akan meningkatkan risiko kesehatan. Misalnya, apabila asupan vitamin D yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam darah, bahkan dalam kasus yang lebih parah, dapat merusak ginjal. Kelebihan vitamin A akut dapat menyebabkan mual dan muntah, bahkan dalam kondisi kronis dapat menyebabkan perubahan pada kulit, rambut, dan kuku.(2,3)

Kekurangan suatu zat gizi maupun kelebihan zat gizi itu sangat tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, untuk memastikan pemberian suplemen yang tepat untuk anak, Moms bisa konsultasikan langsung melalui program Fundamental Growth dari Nutri & Beyond yaitu layanan telekonsultasi bersama dr. Arie Purwana, Sp.A untuk memastikan tumbuh kembang Si Kecil optimal dan apakah perlu penambahan suplemen yang dibutuhkan anak.

DAFTAR ISI

1. Barretto JR, Gouveia MA da C, Alves C. Use of dietary supplements by children and adolescents. J Pediatr (Rio J) [Internet]. Maret 2024 [dikutip 16 November 2024];100:S31–9. Tersedia pada: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0021755723001237

2. Martini L, Pecoraro L, Salvottini C, Piacentini G, Atkinson R, Pietrobelli A. Appropriate and inappropriate vitamin supplementation in children. J Nutr Sci [Internet]. 5 Juni 2020 [dikutip 16 November 2024];9:e20. Tersedia pada: https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-nutritional-science/article/appropriate-and-inappropriate-vitamin-supplementation-in-children/19E04279BA5240B7F297B421C13C82E3

3. Corsello A, Spolidoro GCI, Milani GP, Agostoni C. Vitamin D in pediatric age: Current evidence, recommendations, and misunderstandings. Front Med (Lausanne) [Internet]. 16 Maret 2023 [dikutip 16 November 2024];10. Tersedia pada: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10060648/

4. Kementerian Kesehatan. Angka Kecukupan Gizi [Internet]. 2019 [dikutip 28 September 2024]. Tersedia pada: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

5. German Federal Institute for Risk Assessment. Food Supplements For Children – (not) a good idea? 2024 [dikutip 16 November 2024];1–9. Tersedia pada: https://mobil.bfr.bund.de/cm/349/food-supplements-for-children-not-a-good-idea.pdf

 

 

Related Articles

Bolehkah Memberikan Makanan Yang Sama Terus Menerus Asalkan Anak Mau Makan?

Kebiasaan makan dan selera makan anak-anak memang tidak dapat diprediksi. Terkadang mereka suka dan tidak suka makanan tertentu atau bahkan mereka sering makan makanan yang sama berulang-kali. Hal tersebut mungkin akan menimbulkan segelintir pertanyaan bagi orang tua terkait pemberian makanan yang sama berulang kali asal anak mau makan. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu ditelaah lebih lanjut.

Double Protein, Harus Nggak Sih Sebetulnya?

Belakangan ini banyak digaungkan terkait trend double protein pada MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) di kalangan para orang tua, utamanya di media sosial. Rasa takut yang berlebihan atau yang biasa disebut FOMO (Fear of Missing Out) sering kali membuat fokus bergeser dari menentukan kebutuhan gizi yang seimbang menjadi sekadar mengejar trend saja. Jadi, perlukah memberikan double protein saat MPASI?

Weight Faltering, Gagal Tumbuh Tingkatan Risiko Stunting!

Pertumbuhan badan pada anak pesat dan perlu diawasi secara rutin khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), biasanya pertumbuhan dinilai dari tinggi atau panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala. Setiap orang tua harus memahami dan memantau pertumbuhan anaknya sesuai dengan usianya. Sehingga jika ada perlambatan pertumbuhan pada anak, orang tua bisa segera mendapatkan intervensi sesuai dengan penyebabnya(1).

Responses