Weight Faltering, Gagal Tumbuh Tingkatan Risiko Stunting!

Sumber: canva.com

Penulis: Methania Nanda Augustine, S. Gz.

Pertumbuhan badan pada anak pesat dan perlu diawasi secara rutin khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), biasanya pertumbuhan dinilai dari tinggi atau panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala. Setiap orang tua harus memahami dan memantau pertumbuhan anaknya sesuai dengan usianya. Sehingga jika ada perlambatan pertumbuhan pada anak, orang tua bisa segera mendapatkan intervensi sesuai dengan penyebabnya(1).

Seorang anak dikatakan mengalami weight faltering jika ia tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup sesuai dengan usianya, sedangkan pada panjang badan dan lingkar kepala anak umumnya masih minimal. Kondisi tersebut bukanlah suatu penyakit atau kelainan, melainkan kondisi ini menggambarkan bahwa anak kekurangan gizi yang kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Biasanya kondisi tersebut sering dijumpai ketika anak masih bayi.

Penyebab dari weight faltering terbagi menjadi 2, yaitu penyebab organik (kondisi medis) dan anorganik (lingkungan, sosial, ekonomi).

  1. Penyebab organik terjadi karena adanya kondisi medis tertentu, seperti adanya gangguan nutrisi, gangguan sistem saluran pencernaan, penyakit infeksi, penyakit kardiovaskular, penyakit pernafasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin, kelainan kongenital, dan penyakit susunan saraf pusat
  2. Penyebab non-organik seperti kurangnya pengetahuan orang tua tentang frekuensi dan jumlah pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat, suplai ASI yang kurang atau memadai, perilaku makan yang maladaptif, faktor ekonomi keluarga yang dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi, kondisi psikologis Ibu, dan yang lainnya

Dalam pelaksanaannya, penyebab weight faltering biasanya terbagi menjadi 3, yaitu

  • jumlah dan kualitas asupan makanan yang tidak sesuai,
  • penyerapan kalori dan nutrisi yang tidak sempurna,
  • kebutuhan kalori yang meningkat karena adanya kondisi medis tertentu(1).

Weight Faltering pada bayi mulanya ditandai dengan berat badan bayi yang tidak naik atau cenderung turun selama dua kali (2x) berturut-turut dalam dua bulan, penurunan berat badan bayi tersebut akan disertai dengan tidak ada pertambahan panjang atau tinggi badan dan lingkar kepala. Selain itu, bayi juga perlahan akan mengalami keterlambatan perkembangan.

Apabila kondisi tersebut terjadi berkepanjangan dan tidak dilakukan langkah penanganan yang tepat akan mengakibatkan anak benar-benar gagal tumbuh dan meningkatkan risiko terjadinya stunting. Seiring waktu anak-anak yang mengalami wasting atau berat badan jauh di bawah standar kurva pertumbuhan memiliki risiko 3x lebih besar untuk mengalami stunting. Jika anak mengalami stunting, maka akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, perilaku adaptif, dan menimbulkan penyakit kronis(2–5).

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya weight faltering agar tidak berujung stunting. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

  1. Pengetahuan gizi ibu berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena jika ibu memiliki pengetahuan gizi yang cukup, maka ibu akan memenuhi kebutuhan gizinya sebelum dan selama masa kehamilan(6,7)
  2. Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI yang tepat pada anak dapat menurunkan risiko terjadinya weight faltering, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif pada anak dan pemberian MP-ASI yang tepat berdasarkan kapan dimulai pemberiannya, frekuensi, dan keragaman MP-ASI dapat mencegah terjadinya penurunan berat badan, kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak(8–10)
  3. Pemantauan kenaikan berat badan dan tumbuh kembang anak secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat

Jika sudah melakukan langkah-langkah pencegahan weight faltering namun anak masih mengalami penurunan berat badan 2x berturut-turut dalam waktu 2 bulan, Ia kemungkinan memiliki gangguan medis lain yang menghambat penyerapan makanan. Segera periksakan anak ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti anak weight faltering, sehingga akan mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, Moms bisa mengikuti Program Growth Watcher di Nutri & Beyond. Program ini menawarkan konsultasi dengan Nutritionist untuk menilai kecukupan asupan gizi, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrin untuk mengecek masalah utama pertumbuhan anak sehingga dapat diberikan solusi yang efektif sesuai kebutuhan anak dalam memaksimalkan tumbuh kembangnya secara holistic.

Silahkan hubungi admin atau cek di Instagram @nutriandbeyond untuk informasi lengkapnya!

Daftar Pustaka

1. Smith AE, Shah M, Badireddy M. Failure to Thrive. In StatPearls Publishing; 2023 [cited 2024 Oct 2]. p. 1–66. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459287/

2. UNICEF, Kemenkes. Towards A Future In Indonesia Without Child Undernutrition. 2023 Aug 9 [cited 2024 Oct 2]; Available from: https://www.unicef.org/indonesia/media/20436/file/Towards%20a%20future%20in%20Indonesia%20without%20child%20undernutrition.pdf

3. Handryastuti S, Pusponegoro HD, Nurdadi S, Chandra A, Pramita FA, Soebadi A, et al. Comparison of Cognitive Function in Children with Stunting and Children with Undernutrition with Normal Stature. J Nutr Metab. 2022 Jul 12;2022:1–5.

4. Rambe NL, Hutabarat EN, Hafifah R. The Effect of Stunting on Children’s Cognitive Development : Systematic Review. Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health. 2023 Apr 17;5(2):360.

5. Mireku MO, Cot M, Massougbodji A, Bodeau-Livinec F. Relationship between Stunting, Wasting, Underweight and Geophagy and Cognitive Function of Children. J Trop Pediatr. 2020 Oct 1;66(5):517–27.

6. Zakaria T, El Sayed E, Elsayed N. Assessment of Mother’s Knowledge and Practices Regarding Care of Their Infants Suffering from Failure to THrive. Tanta Scientific Nursing Journal [Internet]. 2023 Feb [cited 2024 Oct 2];28(1). Available from: https://tsnj.journals.ekb.eg/article_285166_389020c8df9386892a83ef077d910f68.pdf

7. Sukmawati S, Hermayanti Y, Fadlyana E, Mediani HS. Stunting Prevention with Education and Nutrition in Pregnant Women: A Review of Literature. Open Access Maced J Med Sci. 2021 Oct 15;9(T6):12–9.

8. Wijiwinarsih A, Susilawati TN, Murti B. The Effect of Exclusive Breastfeeding on Wasting in Children Under Five: A Meta-Analysis Study. Journal of Maternal and Child Health. 2019;4(2):87–96.

9. Sari N, Manjorang MY, Zakiyah Z, Randell M. Exclusive Breastfeeding History Risk Factor Associated with Stunting of Children Aged 12–23 Months. Kesmas: National Public Health Journal. 2021 Feb 1;16(1).

10. Masuke R, Msuya SE, Mahande JM, Diarz EJ, Stray-Pedersen B, Jahanpour O, et al. Effect of inappropriate complementary feeding practices on the nutritional status of children aged 6-24 months in urban Moshi, Northern Tanzania: Cohort study. PLoS One. 2021 May 13;16(5):e0250562.

 

 

Related Articles

Perlukah Pemberian Suplemen Vitamin Pada Anak

Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh para orang tua ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan adalah memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak optimal, termasuk kebutuhan akan vitamin dan mineral. Meskipun kebutuhan akan vitamin pada anak relatif lebih kecil jika dibandingkan pada orang dewasa, kebutuhan tersebut tetap harus tetap dipenuhi untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan.

Bolehkah Memberikan Makanan Yang Sama Terus Menerus Asalkan Anak Mau Makan?

Kebiasaan makan dan selera makan anak-anak memang tidak dapat diprediksi. Terkadang mereka suka dan tidak suka makanan tertentu atau bahkan mereka sering makan makanan yang sama berulang-kali. Hal tersebut mungkin akan menimbulkan segelintir pertanyaan bagi orang tua terkait pemberian makanan yang sama berulang kali asal anak mau makan. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu ditelaah lebih lanjut.

Sumber Kalsium untuk Si Intoleransi Laktosa

Kalsium merupakan salah satu zat gizi yang penting untuk tubuh terutama untuk membangun dan menjaga kekuatan tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh ada di dalam tulang dan gigi. Kebutuhan harian kalsium untuk anak-anak sekitar 200 – 1000 mg dan untuk orang dewasa sekitar 1000 – 1200 mg. Namun, Sebagian besar orang masih belum memenuhi rekomendasi tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu intoleransi laktosa(1,2).

Responses