Cara Mengukur Status Gizi Anak

Sumber: canva.com

 

 

Oleh: Methania Nanda Augustine, S. Gz.

Salah satu peran penting sebagai orang tua adalah memantau dan mengukur status gizi anak secara rutin untuk mengetahui apakah anak sudah mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal.

Status gizi dapat didefinisikan sebagai kondisi kesehatan yang mencerminkan kecukupan atau kekurangan zat gizi dalam tubuh seseorang. Hal ini terkait dengan asupan makanan yang dikonsumsi, kemampuan tubuh untuk menyerap dan menggunakan zat gizi, serta kebutuhan tubuh terhadap zat gizi tersebut. Sehingga, pemantauan status gizi yang rutin sangat dibutuhkan.(1)

Pemantauan status gizi anak secara teratur dapat membantu mencegah beberapa masalah kesehatan pada anak, seperti kondisi kekurangan zat gizi tertentu, stunting¸wasting¸dan kegemukan. Selain itu, pemantauan status gizi anak juga dapat membantu mengidentifikasi adanya gangguan pertumbuhan sejak dini.(2,3)

Status gizi anak usia 0-5 tahun dapat ditentukan melalui pengukuran antropometri dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropemetri Anak.

Berdasarkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat beberapa indeks standar antropometri anak, meliputi:(4)

  1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Indeks BB/U digunakan untuk menilai apakah berat badan anak sesuai dengan umurnya.

  1. Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan panjang badan/tinggi badan anak berdasarkan umurnya.

  1. Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

Indeks BB/PB atau BB/TB menggambarkan apakah berat badan anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya.

  1. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Indeks IMT/U digunakan untuk mennetukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih, dan obesitas. Indeks IMT/U lebih sensitif untuk mengetahui anak gizi lebih atau obesitas.

Berikut kategori dan ambang batas status gizi anak terbaru berdasarkan dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020.(4)

Tabel Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Sumber gambar: ahligizi.id

Terdapat 2 alat ukur dalam penentuan status gizi anak yaitu, Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA). Berikut adalah tata cara praktis dalam menggunakan GPA WHO:(4)

  1. Siapkan data yang diperlukan untuk menggunakan GPA, yaitu:
  2. Berat Badan Anak, timbang berat badan anak menggunakan alat ukur yang telah terkalibrasi dan pastikan anak menggunakan pakaian yang ringan.
  3. Panjang/Tinggi Badan Anak, panjang badan digunakan pada anak umur 0-24 bulan yang diukur dengan terlentang dan tinggi badan digunakan pada anak berumur di atas 24 bulan.
  4. Umur Anak, umur anak yang digunakan merupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh, contohnya jika umur anak 2 bulan 29 hari maka dihitung sebagai umur 2 bulan.
  5. Pilih grafik pertumbuhan anak sesuai dengan indeks yang akan diukur berdasarkan jenis kelamin
  6. Umur anak ada pada sumbu X (horizontal) grafik dan Data anak (berat badan/tinggi badan/ panjang badan) ada pada sumbu Y (vertikal)
  7. Setelah menemukan umur anak dan data pengukuran anak, tandai titik pada grafik tersebut
  8. Perhatikan di mana titik yang diplor berada, kemudian tarik hasil interpretasi berdasarkan table kategori dan ambang batas status gizi anak.

Contoh:

Seorang anak perempuan berusia 10 bulan 25 hari memiliki berat badan 8 kg. Maka berat badan anak berada dalam rentang -2 SD sampai +1 SD, hal ini menunjukkan bahwa berat badan anak normal.

Sumber gambar: who.int/tools/child-growth-standards/standards

Dengan demikian, apabila Moms tidak yakin telah memiliki alat ukur yang telah terkalibrasi, Moms disarankan untuk menjalani pemeriksaan status gizi di rumah sakit atau posyandu, karena pengukuran status gizi yang dilakukan di fasilitas kesehatan akan memberikan hasil yang lebih akurat untuk menentukan kualitas hidup anak dengan menjaga pertumbuhan optimal.

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, Moms bisa mengikuti Program Growth Watcher di Nutri & Beyond. Program ini menawarkan konsultasi dengan Nutritionist untuk menilai kecukupan asupan gizi, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrin untuk mengecek masalah utama pertumbuhan anak sehingga dapat diberikan solusi yang efektif sesuai kebutuhan anak dalam memaksimalkan tumbuh kembangnya secara holistic.

Silahkan hubungi admin atau cek di Instagram @nutriandbeyond untuk informasi lengkapnya!

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi A, Remelia M, Khairani M, Efiyanna R. Penilaian Status Gizi: Metode dan Penafsiran. Purbalingga: Eureka Media Aksara; 2024. 1–225 hlm.

2. Hijrawati, Usman AN, Syarif S, Hadju V, As’ad S, Baso YS. Use of technology for monitoring the development of nutritional status 1000 hpk in stunting prevention in Indonesia. Gac Sanit [Internet]. 2021 [dikutip 1 November 2024];35:S231–4. Tersedia pada: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0213911121002144?via%3Dihub

3. Zsakai A, Annar D, Koronczai B, Molnar K, Varro P, Toth E, dkk. A new monitoring system for nutritional status assessment in children at home. Sci Rep [Internet]. 13 Maret 2023 [dikutip 1 November 2024];13(1):4155. Tersedia pada: https://www.nature.com/articles/s41598-023-30998-x

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Antropometri Anak. 2020 [dikutip 1 November 2024];1–78. Tersedia pada: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf

 

 

Related Articles

Bolehkah Memberikan Makanan Yang Sama Terus Menerus Asalkan Anak Mau Makan?

Kebiasaan makan dan selera makan anak-anak memang tidak dapat diprediksi. Terkadang mereka suka dan tidak suka makanan tertentu atau bahkan mereka sering makan makanan yang sama berulang-kali. Hal tersebut mungkin akan menimbulkan segelintir pertanyaan bagi orang tua terkait pemberian makanan yang sama berulang kali asal anak mau makan. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu ditelaah lebih lanjut.

Perlukah Pemberian Suplemen Vitamin Pada Anak

Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh para orang tua ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan adalah memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembang anak optimal, termasuk kebutuhan akan vitamin dan mineral. Meskipun kebutuhan akan vitamin pada anak relatif lebih kecil jika dibandingkan pada orang dewasa, kebutuhan tersebut tetap harus tetap dipenuhi untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan.

Responses